Para tokoh tersebut antara lain Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag Hilman Latief yang juga Bendahara Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, dan Wakil Amirul Hajj Indonesia yang juga Ketua PP Muhammadiyah, Saad Ibrahim.
Lalu ada Wakil Menteri Agama Republik Indonesia Zainut Tauhid Sa’adi, Wakil Rais Aam PBNU KH Anwar Iskandar, pendakwah milenial Habib Husein Bin Ja’far Al Hadar, Dubes RI untuk Arab Saudi Abdul Aziz Ahmad.
Menurut Ketua PP Muhammadiyah yang juga Wakil Amirul Hajj Indonesia, M. Saad Ibrahim, pertemuan tersebut terangkai dalam jamuan makan siang di Kantor Sektor 3 Daerah Kerja Makkah.
“Sambil makan kami ngobrol bersama,” ujarnya.
Pertemuan para tokoh dari dua organisasi besar penyangga Indonesia tersebut mengingatkan pada persahabatan antara KH Hasyim Asyari Pendiri Nahdlatul Ulama (NU) dan KH Ahmad Dahlan Pendiri Muhammadiyah.
Tidak hanya bersahabat sejak belia, keduanya dua kali pernah belajar dari satu guru yang sama. Selain itu, keduanya juga sering saling memuji.
Keduanya juga pernah dipertemukan saat berguru ke Haji Rosul alias H Abdul Karim Amrullah (pendiri Sumatra Thawalib, sekolah Islam modern pertama di Indonesia) dan Syekh Muhammad Djamil Djambek.
Ikatan persaudaraan keduanya tidak hanya terjadi saat belajar di Indonesia saja. Saat menimba ilmu di Mekkah, Arab Saudi pada 1903, keduanya sama-sama belajar dari guru yang sama, yakni Syekh Ahmad Khatib, Imam Besar Masjidil Haram, (**).