Li Ka-shing Adalah Pengusaha asal Hong Kong, Li Ka-shing menjadi orang terkaya ke-35 di dunia versi majalah Forbes.seorang pebisnis real estate yang juga aktif dalam filantropi sebagai salah satu orang terkaya di Asia.
Li Ka-shing saat ini menjabat sebagai Ketua Cheung Kong Holdings, salah satu konglomerasi multi-nasional terkemuka Hong Kong. Dia memiliki bisnis yang terlibat dalam berbagai bidang seperti real estate, pelabuhan, listrik, telekomunikasi, dan internet.
Kisah suksesnya sangat fenomenal dan menginspirasi. Lahir dari orang tua miskin di daratan China, Li Ka-shing harus melarikan diri ke Hong Kong sebagai pengungsi setelah invasi Jepang pada tahun 1940.
Ia kehilangan ayahnya di usia muda dan dipaksa bekerja pada usia 15 tahun. Sebagai seorang yang cerdas, pekerja keras, dan gigih, ia membentuk bisnisnya sendiri di tahun-tahun berikutnya dan sukses menjadi salah satu industrialis terkemuka di Hong Kong. Meskipun menjadi salah satu orang terkaya di dunia, ia dikenal sebagai orang yang sederhana dan menjalani gaya hidup hemat.
Kehidupan Awal
Li Ka-shing lahir di Chaozhou di Provinsi Guangdong, China, pada tanggal 29 Juli 1928. Keluarganya sederhana dengan ayah yang berprofesi sebagai seorang guru dan mengepalai sekolah dasar setempat.
Dia dibesarkan dalam periode kekacauan politik besar di China. Keluarganya melarikan diri ke Hong Kong pada tahun 1940 setelah invasi Jepang ke China.
Keluarga tersebut berjuang untuk membangun kembali kehidupan mereka di lingkungan baru ketika tragedi besar lain menimpa keluarga dalam rentang waktu tiga tahun. Ayahnya jatuh sakit karena tuberkulosis dan meninggal ketika Li Ka-shing baru berusia 15 tahun.
Setelahnya, ia terpaksa putus sekolah dan bekerja untuk menafkahi keluarga. Ia pun mulai bekerja di sebuah perusahaan perdagangan plastik sebagai sales yang menjual gelang jam dan ikat pinggang plastik. Dia bekerja keras hingga 16 jam sehari dan bisa membuktikan diri sebagai penjual yang cakap.
Mulai Berbisnis
Setelah mendapatkan pengalaman bekerja di industri plastik, Li Ka-shing mampu membentuk bisnis sendiri, sebuah perusahaan plastik bernama Cheung Kong pada tahun 1950.
Awalnya perusahaan tersebut memproduksi bunga artifisial dan mengekspornya ke Amerika Serikat. Sepanjang tahun 1950-an, perusahaan mengalami pertumbuhan yang stabil dan Li mulai mencari peluang untuk mengembangkan bisnis di bidang lain.
Li pun membeli pabrik pertamanya pada tahun 1958 yang akan menjadi investasi real estate pertamanya. Selama tahun-tahun berikut ia mengubah fokus perusahaan plastiknya menjadi perusahaan pengembangan dan manajemen properti.
Bisnisnya pun berkembang pesat selama tahun-tahun berikutnya dan perusahaan Li berganti nama menjadi Cheung Kong Holdings pada tahun 1971 dan terdaftar di Bursa Efek Hong Kong pada tahun 1972.
Pada tahun 1979, ia mengembangkan bisnis dengan mengakuisisi Hutchison Whampoa dari HSBC. Ia pun mengubah Hutchison menjadi operator pelabuhan independen terbesar di dunia, dengan investasi dalam fasilitas pelabuhan peti kemas di seluruh dunia, termasuk di Hong Kong, Kanada, China, Inggris, Rotterdam, Panama, Bahama, dan banyak lainnya.
Li juga terjun ke bisnis teknologi. Salah satu firma miliknya adalah Horizons Ventures, firma investasi dan modal ventura yang secara khusus mendukung firma internet dan startup teknologi. Selain itu, ia memiliki 0,8% saham di situs jejaring sosial Facebook yang dia beli melalui perusahaannya yang lain, Li Ka Shing Foundation.
Li Ka-shing saat ini adalah salah satu konglomerat terkemuka di Hong Kong yang beroperasi di lebih dari 50 negara dan mempekerjakan lebih dari 240.000 staf di seluruh dunia. Maka tak heran ia menduduki posisi orang terkaya ke-35 dunia dengan kekayaan mencapai USD26,7 miliar (Rp391 triliun)
Kehidupan Pribadi
Status pernikahan Li Ka-shing saat ini adalah seorang duda. Istrinya Chong Yuet Ming, yang ia nikahi pada tahun 1963 meninggal pada tahun 1990. Ia memiliki dua putra bernama Victor Li dan Richard Li yang juga merupakan tokoh bisnis terkemuka.
Ia dikenal karena ketaatannya pada nilai-nilai moral dan hidup sederhana. Meski sederhana, ia memiliki rumah mewah di kawasan termahal di Hong Kong, Deep Water Bay di Pulau Hong Kong.