MAKASSAR | Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan menyalurkan Bantuan Pasang Baru Listrik (BPBL) kepada 7.500 rumah tangga tidak mampu di Provinsi Sulawesi Selatan. Program tersebut menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Tahun Anggaran 2023 dengan aspirasi Komisi VII DPR RI.
Hal tersebut disampaikan Kepala Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia KEBTKE Susetyo Edi pada Peresmian dan Penyalaan Pertama Program BPBL di Kelurahan Pa’baeng-Baeng, Kecamatan Tamalate, Kota Makassar, Jumat (03/11/2023).
Menurut Edi, masih ada beberapa masyarakat yang tinggal di daerah terluar, tertinggal dan terdepan (3T).
“Masih terdapat 0,30% rumah tangga belum berlistrik yang sebagian besar tersebar di wilayah terpencil atau remote area khususnya daerah 3T,” jelas Edi.
Dalam kesempatan yang sama Anggota Komisi VII DPR-RI Ridwan Andi Wittiri menyampaikan Apresiasi kepada kementerian ESDM atas program BPBL di Sulawesi Selatan. Ia sangat mendukung program ini dikarenakan listrik merupakan bagian dari kebutuhan dasar masyarakat. Ia berharap masyarakat yang menerima bantuan ini memanfaatkan dengan sebaik-baiknya, sehingga bantuan ini dapat berkelanjutan di Sulawesi Selatan.
“Program ini dalam rangka upaya meningkatkan akses listrik seluruh Indonesia. Dengan sudah ada listrik di rumah, anak-anak pun bisa belajar dengan nyaman,” tegas Ridwan.
General Manager PLN UID Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat Andy Achaminoerdin menyampaikan kondisi kelistrikan di Sulawesi Selatan saat ini sangat kritis karena kemarau yang berdampak pada kemampuan PLTA yang total kemampuannya 850 MW hanya bisa memasok sebesar 200 MW. Dikarenakan kurangnya pasokan listrik, maka masyarakat sering kali merasakan pemadaman.
“Dengan adanya listrik ini mampu mendorong produktivitas dan geliat perekonomian bagi masyarakat yang mendapatkan manfaatnya,” ucap Andi.
Salah satu penerima manfaat program BPBL di Kelurahan Pa’baeng, Jumriani (53) seorang ibu rumah tangga yang penghasilannya mengandalkan dari berjualan kue dan terkadang sebagai tukang pijit, berterima kasih atas bantuan yang diterimanya. Ia sangat senang dan bersyukur sudah memiliki listrik sendiri, tidak menyalur listrik lagi dengan listrik milik kakaknya.
“Pemakaian listrik sebulannya tidak mencapai 50 ribu, bayarnya dibagi dua dengan kakak saya. Itu untuk penerangan dua lampu malam hari dan kipas saja. Dengan pemasangan listrik gratis ini, nanti saya mau untuk nyalakan TV, saya ucapkan terima kasih kepada Kementerian ESDM dan PLN” ungkap Jumriani”. (**)