PALOPO | Penjabat (Pj) Gubernur Sulsel, Bahtiar Baharuddin didampingi Pj Ketua TP PKK Sulsel, Sofha Marwah Bahtiar, melakukan silaturahmi ke Kedatuan Luwu, di Istana Datu Luwu, Minggu, 5 November 2023. Keduanya disambut secara adat yang disebut mappesabi atau silaturahmi memohon restu kepada yang dimuliakan di Tana Luwu.
Di depan gerbang, Bahtiar dan Sofha Marwah dijemput dengan payung kebesaran Kedatuan Luwu. Kemudian ditarik masuk ke dalam Istana dengan kain Lawolo, dan disambut dengan tarian. Kedatuan Luwu merupakan kerajaan yang dituakan diantara tiga kerajaan Tellumpoccoe, selain Kerajaan Bone dan Gowa.
Hadir Ketua Dewan Adat Kedatuan Luwu, Andi Sitti Huzaimah Mackulau Opu Daeng RI Pajung (Cenning Luwu) dan Anggota Dewan Adat 12 Kedatuan Luwu, Pj Wali Kota Palopo Asrul Sani, dan Anggota DPRD Sulsel, Fadriyati.
Yang Mulia Datu Luwu XL H. Andi Maradang Mackulau, S.H Opu To Bau yang disampaikan oleh Opu Maddika Bua, YM Andi Syarifuddin Kaddiraja, S.E Opu To Sattiaraja, menyebutkan, kehadiran Bahtiar menjadi suatu dokumen yang luar bjasa bagi Istana Kedatuan Luwu, dan akan tercatat di dalam sejarah kelak.
“Harapan kami, semoga kehadiran Bapak Pj Gubernur beserta ibu pada hari ini, bukan yang pertama dan yang terakhir,” katanya.
Lanjutnya, Istana Kedatuan Luwu dan seluruh Perangkat Adat Kedatuan Luwu sudah menjadi salah satu dan tercatat dalam satu cagar budaya untuk kabupaten dan sudah diusulkan untuk menjadi cagar budaya di tingkat provinsi.
“Harapan kami selanjutnya bukan cuma di tingkat provinsi tetapi semoga atas perjuangan penjabat gubernur bisa menjadi cagar budaya tingkat nasional, ini harapan kami,” harapnya.
Sedangkan Penjabat Gubernur Sulsel, Bahtiar Baharuddin, menyampaikan, sebagai gubernur akan menempatkan dan memperlakukan Kedatuan Luwu sebagai lembaga adat yang sangat dihormati sebagai bagian dari sistem budaya, sistem sosial, sekaligus sistem pemerintahan.
“Sehingga kita perlakukan sepantasnya dan sepatutnya karena kita bisa ada hari ini, karena ada tokoh-tokoh kita. Kita sebagai perantau dan dihormati di kampungnya orang karena ada ajaran, pa’paseng dari orang tua kita, itulah yang membuat kita berkarakter dan membedakan dengan bangsa yang lain,” terangnya.
Atas nama pribadi, keluarga serta masyarakat dan Pemerintah Provinsi Sulsel, Bahtiar mengucapkan terima kasih atas segala kehormatan dan kemuliaan diterima di Istana Luwu. Sebagai penjabat yang akan memimpin hingga tahun depan, ia memohon restu.
“Mohon bantuan dan dukungan ta’. Saya Insya Allah sampai tahun depan akan memimpin daerah ini dan mudah-mudahan saya menjadi pemimpin yang adil dalam menjalankan amanah dari negara,” ujarnya.
Prosesi dilanjutkan dengan pemberian cenderamata ke Bahtiar Baharuddin dari Kedatuan Luwu, berupa pemberian keris, pemasangan pin, pemasangan songkok racca.
Untuk keris yang diberikan adalah Keris Sapukala. Sulewatang Songka, Subhan Tosangkawana, menyampaikan, jenis keris sapukala atau keris lurus, biasanya dipegang dewan adat atau orang kepercayaan raja.
Keris terbuat dari besi pamoro, besi mengandung material meteorite. Banyak terdapat di Ussu, Luwu Timur
“Keris Luwu jenis sapukala yakni keris dengan mata lurus mengandung makna harapan agar pembawanya senantiasa bertindak lurus, tegas, mencintai dan dicintai masyarakat,” ucapnya
“Naiyyapa mualai melleku, Mukapang Pa Riolomu, Padaanna bessi Luwu. Nanti juga kau dapat cintaku, nanti jika aku di hadapanmu, laksana besi dari Luwu,” sebutnya.
Sedangkan kepada Sofha Marwah, dilakukan pemasangan pin kesatuan dari Opu Cenning Luwu. (**)