PHINISICE.ID, Jakarta –Dunia Virtual Reality TSOverse Telkom turut terjun di dunia metaverse. Agar tidak salah langkah, Telkom langsung berguru kepada ahlinya, Meta yang merupakan induk perusahaan Facebook, Instagram, hingga WhatsApp
Metaverse disebut-sebut menjadi teknologi masa depan yang akan menciptakan peluang investasi dan bisnis. Sebab itu, semua pihak di Indonesia, terutama perusahaan teknologi seperti Telkom, perlu menyikapinya dengan langkah-langkah strategis.
Dikutip Dari detik.com Direktur Bisnis Digital Telkom, Muhammad Fajrin Rasyid mengatakan, Telkom akan berperan dalam metaverse dengan penekanan pembentukan ekosistem bisnis yang memberi benefit bagi banyak pihak.
“Kami senang bermain di metaverse sebagai sebuah hal baru, karenanya kami senang jika bisa mengeksplorasi kemitraan dengan banyak pihak. Terlebih, Meta sebelumnya sudah ada kemitraan dengan Telkom University melalui TIP, sehingga ini permulaan yang baik,” tutur Fajrin dalam keterangannya, Kamis (3/3/2022).
Fajrin mengatakan, penekanan ekosistem juga berarti mengidentifikasi peran utama Telkom seraya memastikan pihak lain yang terkait bisa memainkan kapabilitasnya secara optimal.
Untuk itu, kolaborasi Metaverse dengan Meta yang memiliki platform populer di dunia, sangat dinantikan olehnya guna lebih mengetahui kelebihan-kekurangan masing-masing.
“Kolaborasi Metaverse ini juga penting karena tahun ini Indonesia sudah umumkan ibu kota baru serta akan menjadi pimpinan pertemuan G20. Pertemuan ini ajang akbar dan dibicarakan semua masyarakat, dan Telkom terus mempersiapkan dalam 10 bulan ke depan agar pertemuan G20 memberi peluang bisnis bagi kami,”
Fajrin menjelaskan pihaknya juga sebelumnya sudah mengundang pihak Meta dalam gugus tugas terkait G20 tersebut. Sementara itu, Rektor Telkom University Prof Adiwijaya menambahkan, pihaknya sebelumnya sudah bekerjasama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dalam pengembangan aneka layanan Dunia Virtual Reality TSOverse Metaverse.
“Yakni dalam riset uses cases, augemented reality, virtual reality, dan produk 3D hologram. Juga yang terkait Metaverse misal di area tourism, meningkatkan kualitas pegawai dan proses pengajaran di kampus kami,” katanya.
Menurut dia, pihaknya sangat peduli pada pengembangan teknologi Metaverse. Karena itu, strategi kolaborasi antara Telkom, Telkom University, Meta, dan industri lokal perlu ditingkatkan agar terbentuk ekosistem seperti diharapkan Direktur Bisnis Digital Telkom.
Sebelumnya, dalam rapat bersama Komisi VI, akhir Januari, Menteri BUMN Erick Thohir mengarahkan Telkom dan Telkomsel menggarap Metaverse dan turunannnya, baik dalam skema Business to Consumer maupun Business to Business.
“Telkomsel lebih ke Business to Consumer, yaitu menyambung yang namanya metaverse, game finance dan lain-lain itu kepada (konten) kreator di Indonesia. Telkom kita dorong Business to Business salah satu tadi yang disampaikan bagaimana pembangunan tower, kedua fokus pada data center iCloud dan lain-lain,” ujar Erick waktu itu.
Pada pelantikan Pengurus Forum Alumni Universitas Telkom (FAST), Mohamad Ramzy, Direktur Finance & Risk Management Telkomsel, menyampaikan, pasar Metaverse dapat mencapai USD 783,3 miliar pada tahun 2024 atau naik dari angka USD 478,7 miliar di tahun 2020 sekaligus mewakili tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 13,1%.
“Metaverse merupakan environment digital, ini juga juga mencakup fully functional economy. Kalau kita hanya berkutat bahwa Metaverse hanya digital environment, (maka) hanya akan menjadi hype dan tidak ada dampak ekonomi atau akan sulit (untuk) monetisasinya. Tapi kenyataannya tidak demikian, bahwa di environment metaverse ada dampak ekonomi yang bergulir, ada pasar primer dan sekundernya,” ucapnya.