MAKASSAR |Relawan Jurnal Indonesia mengadakan kegiatan Focus Group Discussion (FGD) yang bertema Pentingnya Profesi Pengelola Jurnal Ilmiah Berstandar.
FGD ini dilaksanakan secara hybrid, daring dan luring. Adapun para peserta FGD yang hadir secara luring bertempat di The Azana Hotel Airport Semarang.
Wakil Ketua II Pengurus Pusat Relawan Jurnal Indonesia (RJI), Muhammad Ilham Bakhtiar mengatakan, kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka untuk membahas kajian yang telah dilaksanakan oleh Pusat Studi Publikasi Ilmiah RJI, mengenai kualitas dan kaitannya dengan standarisasi pengelola jurnal di seluruh Indonesia.
Kegiatan ini, kata dia, menjadi langkah awal untuk menyepakati pembentukan standardisasi nasional yang terkait dengan kualitas sumber daya manusia para pengelola jurnal di Indonesia.
“RJI sebagai organisasi perkumpulan terbesar dengan lebih dari 700 anggota aktif pengelola jurnal di Indonesia menjadi pionir dalam menggabungkan asosiasi-asosiasi dan stakeholders yang berkepentingan dalam mengembangkan kualitas pengelola jurnal,” kata Ilham di Makassar, Selasa (15/8/2023).
Dia yang sekaligus ditunjuk membuka kegiatan FGD ini, menyebutkan bahwa Relawan Jurnal Indonesia (RJI) merupakan sebuah organisasi yang mendedikasikan dirinya untuk pengembangan penerbitan jurnal ilmiah.
Dimana, kata dia, semakin hari jurnal di Indonesia semakin banyak, sehingga kemampuan dari pengelola tentu harus sesuai dengan pengakuan lembaga sertifikasi.
“Untuk itu dibutuhkan penguatan dan peningkatan kompetensi serta standarisasi profesi sebagai pengelola,” ucap Ilham.
Kegiatan kemudian dilanjutkan oleh presentasi kajian PSPI mengenai hasil survei pentingnya profesi pengelola jurnal berstandar.
Melalui survei tersebut, kata Ilham, diketahui bahwa masih terdapat permasalahan dan tantangan yang dihadapi dalam pengelolaan jurnal ilmiah di Indonesia, yaitu masih banyak pengelola jurnal yang belum paham mengenai tahapan baku dalam mengelola jurnal ilmiah, familiar dengan panduan dan standar dalam editorial hingga pengelola yang belum pernah mendapatkan peningkatan keterampilan.
Dalam kesempatan yang sama, Muhammad Irsyaduddin membawakan materi yang membahas mengenai strategi pengembangan SDM pengelola jurnal ilmiah melalui sistem standardisasi kompetensi kerja nasional, dilanjutkan dengan proses diskusi yang berlangsung hingga selesai.
Dalam FGD ini menghasilkan kesepakatan dan berbagai usulan yang menunjang dalam menyusun standarisasi SDM pengelola jurnal di Indonesia, dengan mempertimbangkan standar-standar global yang selama ini diacu secara parsial, dan berbeda satu sama lain.
Diskusi diakhiri dengan penandatanganan perjanjian kerjasama antara Relawan Jurnal Indonesia (RJI) dengan Himpunan Editor Berkala Ilmiah Indonesia (HEBII) dalam hal pengelolaan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Pengelola Jurnal Ilmiah.
Hal itu bertujuan untuk meningkatkan kompetensi para pengelola yang terlibat dalam penerbitan terbitan berkala ilmiah (jurnal ilmiah) di Indonesia.
“Sebagai penyelenggara, RJI berharap agar kegiatan Focus Group Discussion (FGD) ini dapat terus berlanjut dan bisa mewujudkan rencana yang telah disusun demi kebermanfaatan yang lebih luas dan menyeluruh,” ujar Ilham.
Diketahui, dalam kegiatan FGD ini, tampak hadir beberapa Asosiasi di antaranya adalah Himpunan Editor Berkala Ilmiah Indonesia (HEBII), Prof Kuswanto yang juga selaku Ketua Umum.
Kuswanto hadir secara khusus untuk ikut bersama RJI dalam diskusi komprehensif mengenai kebutuhan dan kualitas SDM sebagai pengelola jurnal dari sudut pandang editor jurnal ilmiah.
Kemudian juga ada Asosiasi Dosen Indonesia (ADI) sebagai salah satu stakeholder yang juga menaungi dosen di seluruh Indonesia. ADI ini tampak diwakili oleh Prof M. Nur Rianto Al Arif selaku Sekjen ADI, perwakilan dari Perkumpulan Pengelola Jurnal Bahasa dan Sastra Indonesia, Indriya Mulyaningsih, serta Andri Pranolo dari Universitas Ahmad Dahlan yang mewakili ASCEE (Association for Scientific Computing Electronics and Engineering). ASCEE merupakan sebuah konsorsium yang juga menjadi stakeholder dalam publikasi ilmiah.
Selain empat asosiasi di atas, diskusi ini juga dihadiri oleh 31 peserta baik luring maupun daring yang berasal dari berbagai lembaga dan instansi. Prof Istadi dari Universitas Diponegoro turut hadir tidak hanya sebagai pengelola jurnal yang sudah sangat senior, namun juga sebagai Dewan Penasehat RJI.
Beberapa perwakilan dari Pengurus Pusat RJI juga turut hadir sebagai panitia sekaligus peserta FGD. Sebagai narasumber tambahan, tampak perwakilan dari Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia dan Direktur LSP, Ibu Natalia, yang membagikan pengalamannya dalam mendirikan LSP.
Selain itu, RJI sebagai penyelenggara juga mengundang Kepala UPT Perpustakaan dan Undip Press Bapak Suwondo, untuk turut serta dalam diskusi hangat yang membahas proses penerbitan buku jika dibandingkan dengan penerbitan jurnal ilmiah, (**).